Wednesday, June 16, 2010

Menikmati Ironi di Ujung Senja

Dia termenung di pinggir Telaganya .
Menatap lekat ke arah gedung-gedung megah diseberangnya.
Nampak indah dipandang dikala senja
Berpayung biru di langitnya
Cahaya lampunya berpendar merefleksikan godaannya

Dia termangu di anjungan
Jemarinya gemetar menyentuh dingin airnya
Menikmati ironi dihadapannya
Adakah ia menginginkannya?
Mengingkari idealisme yang digenggamnya erat-erat?

Tidak...!!!
Dia hanya ingin menatapnya
Sekedar membacanya
Barangkali ada hikmah tersisa disana
Di Telaganya

23 comments:

Natural Nusantara said...

wah puisi yang indah

orang kampung belajar ngeblog said...

puisinya bagus, salam kenal !

non inge said...

manis bgt...

Anonymous said...

rankaian kata-kata yang indah,kunjungan perdana nich sob,salam kenal

angger said...

puisi yang indah,emang pandai sahabat yang satu ini dalam merangkai puisi,

winny said...

@ o0z
trmkasih ya :)

@ Org Kampung mulai ahli ngeblog (hehe)
Trmkasih, salam kenal juga ya :)

@ Inge
Thank's Sweety :)

@ Anonymus
Salam kenal jg, makasih ya :)

@ angger
Bukan pandai mas, cuma otak-atik kata biasa,spt mas jg makasih yaa :)

rosanakmami said...

semoga idealisme tetap terjaga sampai akhir hayat ya, mbak.. :)

met malam, mbak...

Bahauddin Amyasi said...

Menikmati ironi di ujung senja...
sebuah pilihan diksi untuk judl puisi yang teliti...

Indah....

BlogCamp said...

Senja kadang sering menggoda. Bukan hanya panorama langitnya tetapi juga semburat sang matahari yang yang ingin berkata" ijinkan aku istirahat dari pandangan matamu"


Salam hangat dari BlogCamp yang saat ini sedang menggelar acara ” Ungkapkan Opini Anda” dan ”The Amazing Picture ” dan ” The Twins Contest” dalam rangka menyambut 1st BlogCamp’s Anniversary.
Silahkan bergabung di BlogCamp dan raihlah hadiah yang menarik.

Plesiran said...

Senja disana, hampir mirip senja di Danau Toba. Silahkan menikmati danau raksasa yang mempesona mbak.

I like this poem.

Salam hangat dari Plesiran- blog untuk mempromosikan pariwisata daerah anda secara gratis. Jika artikel dimuat maka pengirimnya akan mendapatkan tapi asih berupa sebuah buku yang menarik dan bermanfaat. Silahkan bergabung dengan Plesiran.
Terima kasih

Annaura said...

So sweet. I like it, sister.
Hope I could be able to write a poem like yours.

Warm regards from Batam

winny said...

@ rosanakmami
Aamiin, wah sekarang udah siang rosa, selamat siang cantik:)

@ Bahaudin amsyi
Indah pula komentarnya, terimakasih bang Baha :)

@ BlogCamp
Terimakasih tambahan puisinya, inshaAllah saya bergabung nnt ya :)

@ PlesiraN
Danau toba? Hmm itu mmg danau yg terkenal keindahannya, inshallah sy gabung ya :)

@ Annaura
Thank's my sweet sister, hopefully you can enjoy this blog. Warm regards for you too :)

gaelby said...

Pilihan kata yg indah dan inspiratif.
Sukses selalu, salam peace :)

Winny Widyawati said...

@ Gaelby
Peace juga Gaelby :)

Hanna Pertiwi said...

rangkaian kata indah penuh makna..sebuah metafora dan frasa sebuah senja dengan ironi parabolistic nuansa yg menggugah rasa..dan hanya orang2 yg teliti memilah frasa yg berhasil menelurkan rasa. Dan mbak hebat banget...

salam kenal mbak..

catatan kecilku said...

Pengen bisa buat puisi seindah ini mbak... :D

Winny Widyawati said...

@ mb.Hanna
Trmkasih apresiasinya mbak, biasa aja mbak sy krg mengerti dg pemilahan dlm sastra,sy hanya berpuisi utk promosiin (hihi malu) postingan di blog saya yg lain Telagaku. Tiba2 terfikir utk "iklanin" postingan blog sy yg satu itu lewat puisi. hehe

@ mb. Reni
Ah mb.Reni jagonyaaa...jgn merendah bgt mbak, jd malu nih

andie's room said...

terlalu banyak ironi di negeri kita..

Winny Widyawati said...

@ Andie
Terlalu banyak miris dan keheranan :)

nietha said...

pagi mbak.. mo menikmati telaganya ahh

Winny Widyawati said...

@ Nietha
Silahkan mb.Nietha, hati-hati kecemplung ya hehehe

yansDalamJeda said...

Telaga itu indah. Aku biasa duduk di sana sembari memandangi gunung-gunung yang membiru.

Winny Widyawati said...

@ yansDalamJeda
Bahagianya, hidup disisi telaga...