Saturday, July 31, 2010

Dibawah Bendera Reformasi (Postingan Kolaborasi bersama Trimatra)

Setiap hari adalah pemberian Tuhan yang baik. Tak ada yang ternikmat melainkan masih diberi kesempatan hidup dalam keadaan sehat. Diberi sekali lagi kesempatan untuk dapat "bergerak" memanusiakan "kehewanan" nafsu kita dengan memuliakan kehidupan melalui amal-amal shaleh kita.

Ditakdirkan Tuhan untuk lahir dan hidup di negeri ini. Negeri yang lega dan lapang namun terasa sempit dan menyesakkan untuk sebagian penghuninya. Negeri yang hijau dan subur namun penuh polusi dan racun bagi sebagian warganya. Negeri yang kaya namun memiskinkan banyak penduduknya. Negeri yang ramah dan berbudi namun kejahatan berbagai bentuk merajalela.

Ya, di negeri yang demikan kita diasuh, oleh zaman yang semakin rapuh. Sesungguhnya tak ada yang berubah dari zaman ini melainkan dia semakin renta. Manusialah yang berubah dengan hawa nafsunya. Sejak Indonesia merdeka dari penjajahan bangsa asing, apakah Indonesia dengan serta merta telah terbebas dari penjajahan siapapun ? Euphoria kemerdekaan justru telah memabukkan anak-anak bangsa yang baik dan idealis menjadi haus kekuasaan. Dan dari sini sumber malapetaka berawal, apalagi tak disertai tuntunan kebenaran. Maka yang terjadi adalah lanjutan "peperangan". Peperangan melawan nafsunya sendiri-sendiri.

Maka kita perhatikan justru antrian orang miskin yang berbaris menunggu giliran mendapatkan jatah makanan atau minyak dan sebagainya justru terjadi setelah "kemerdekaan" baik sejak masa Orde Lama, Orde Baru maupun era Reformasi sekarang ini walau berbeda bentuknya namun sama dalam maknanya.

Jika demikian apakah kita masih dalam masa penjajahan ? Jawabnya bisa disaksikan dari pemberitaan-pemberitaan di media setiap hari. Permasalahan-permasalahan ekonomi, sosial, financial, moral dan etika, kepemilikan, peradilan, perundang-undangan, anak-anak, rumah tangga, dan sebagainya menunjukkan banyak sekali yang harus dibenahi di negeri ini.

Namun demikian, diatas takdir Tuhan ini, tak ada yang tak bisa kita persembahkan untuk kebaikan negeri ini. Setiap kebaikan yang kita tanam tentu akan menambah pula kebaikan untuk negeri ini. Tak ada yang sia-sia walau sekecil apapun yang dapat kita bangun.

Maka cita-cita besar untuk mewujudkan negeri yang lebih baik itu tetap harus berawal dari langkah kecil kita.
  • Pertama kebersihan hati, bersih dari segala pamrih, bekerja semata-mata karena untuk memuliakan Tuhan dan untuk bersyukur kepadaNYA
  •  Kedua lahirkan Gagasan. Gagasan untuk mewujudkan sesuatu yang baik dan manfaat untuk setidaknya keluarga sendiri. Jika bisa,lebarkan manfaat itu agar dapat dinikmati lingkungan terdekat, demikian seterusnya meluas hingga dapat dirasakan masyarakat
  • Ketiga, Eksekusi. Eksekusikan gagasan dan rencana-rencana kita. Tanpa eksekusi, gagasan sehebat apapun hanya akan tinggal gagasan saja tidak menjadi apa-apa.
    Jadi berhentilah mengeluh dan menghujat, hanya menambah penjajahan moral lain di negeri ini dan menambah beban bathin masyarakat. Sudah waktunya bekerja bukan beropini. Ayo, mana tanganmu ? Ini tanganku...!

    Memang menulis atau berkata-kata tak kan semudah mewujudkannya, tetapi tak ada yang mustahil selama kita mau berusaha dan terus berdo'a kepadaNYA.

    Semoga apa yang kita buat untuk kebaikan negeri ini menjadi tambahan lakon dan pitukon kita, tambahan amal-shalih kita agar dapat menjadi bekal pulang kembali kepadaNYA, yang untuk tujuan itulah kita diciptakan.




    Ditulis untuk mengikuti Kolaborasi Postingan bersama Trimatra bertema Dibawah Bendera reformasi

    22 comments:

    MONOKROM said...

    DEFINITELY AGREE, kita memang harus esekusi instead of making opinion!

    Segalanya memang berawal dari tindakan yang kecil, perubahan besar sekalipun harus dimulai dari langkah awal yang kecil. Untuk itu, kami (suami dan saya) memilih jalan hidup vegetarian karena sebuah keyakinan bahwa dengan jalan hidup tersebut kami bisa turut serta dalam upaya menguarangi emisi GRK, kebaikan kecil dari kami untuk bumi ini, seperti yang telah dicanangkan oleh Al Gore, dengan meat-free-day-nya. Selain itu, kami juga berupaya menata ulang perilaku kami dalam pemanfaatkan energi, terutama listrik, agar efisiensi bisa berjalan. Cara menangani sampah juga telah kami modifikasi, mengikuti model yang kini semakin direkomendasikan ... semoga tetap berujung pada gagasan untuk kebaikan Bumi Pertiwi!

    Kembali ke tema reformasni. 12 belas tahun sudah kita menyaksikan bendera reformasi dikibarkan di negeri ini. Namun, esensi atas 'reform' tersebut belumlah bisa dikatakan banyak terwujud. Iya, demokrasi telah bekerja (meskipun baru sekedar prosedural instead of substansial), kebebasan pers sudah kita nikmati, tapi masih terlalu banyak persoalan sosial yang menyandra negeri ini. Semoga seiring bergeraknya waktu, akan semakin banyak generasi baru paska reformasi yang bisa berperan banyak dalam 'ndandani' ketidakbaikan yang ada di negeri ini!

    T. Khairil Ahsyar said...

    met pagi dan salam reformasi...

    Unknown said...

    Kita belum merasakan reformasi
    Reformasi hanya sebatas slogan
    banyak yang musti dibenahi

    Nilla Gustian said...

    Bener banget mba. Masih banyak yang bisa kita lakukan koq untuk negeri ini. Daripada menghujat dan melihat kekurangan yang ada, kenapa ga kita selalu berpikir positif dan memulai perbaikan dari diri sendiri... ^_^

    Winny Widyawati said...

    @ Pelangi Anak
    Wah salut, suami istri kompak bikin program di rumah utk 'heal the world'.
    Semoga tambah banyak keluarga seperti ini ya mbak, amiin

    @ Khairil
    Met pagi juga dan salam :)

    @ Ayu
    Sebetulnya banyak juga kebaikan dari era reformasi ini, nah kekurangan-kekurangannya itu yang musti sama-sama kita atasi ya Yu :)

    @ mb.Nilla
    Siip mbak, setuju sm mb.Nila :)

    Suratman Adi said...

    Kapan ya negara kita benar2 melaksana kan reformasi seutuh nya?

    Winny Widyawati said...

    Tidak masalah kapan terwujudnya mas, yg penting kita bisa terlibat dalam menegakkannya OK :)
    Makasih ya mas

    windflowers said...

    memang...dalam banyak hal, menghujat dan mengeluh sudah tidak pengaruh lagi..ga ada efek lagi..alangkah bijaknya kita, dan menurut orang bijak pula, jika kita berbenah dng dimulai dari diri kita sendiri...:)

    The Michi said...

    Hidup teh winy.. salut teh dengan semua harapan dan apresiasinya..

    Kata si togog " yang Orang lain ambil adalah kata katanya, bukan pembicaraaanya, mungkin sesorang boleh saja berbicara banyak, tapi belum tentu ia berkata banyak, bahkan malahan seperti tidak mengelurakan kata kata,iya toh ndo!!"

    Winny Widyawati said...

    @ Windflowers
    Benar mbak, mengeluh dan menghujat hanya memuaskan nafsu, bukan solusi. Jadi baiknya bekerja sungguh-sungguh sambil mensucikan hati mweujudkan gagasan-gagasan hebat kita ya :)

    @ k.Alang
    Ya kang alang benar, saya masih hidup hehehe.
    Hmm boleh juga tuh si Togog, hebatlah kang :)
    Makasih yaa ...

    Wulan said...

    saya sangat sependapat! pendapat kita hampir sama lho di posting kolaborasi yg aku bikin tadi pagi.. hehe. tapi tulisan kk jauh lebih bagus dari tulisan aku.. hehe ;p
    salam kenal ya kak! ^_^

    Pakde Cholik said...

    Artikel positif konstrukti seperti ini sangat diperlukan karena mendorong orang lain untuk berbuat kebaikan.

    Sebagai anak bangsa kita wajib mencintai tanah air dan itu merupakan bahagian dari Iman.

    Kita hendaknya jangan hanya bisa mencela kepada berbagai pihak terutama penyelenggara negara. Jika akan mengkritik hendaknya dilakukan secara baik, syokur jika disertai solusinya.

    Kalau tidak ikut membangun ya jangan merusak, lebih baik diam

    Bagaimanapun Indonesia adalah negeri kita, dimana kita dilahirkan dan dibesarkan serta orang2 tua kita mendapatkan nafkah juga dari tanah air tercinta.

    Mari kita cintai Indonesia dengan ikut berbuat nyata sesuai kemampuan dan bidang tugas kita masing-masing.

    Salam hangat dari Surabaya

    Pakde Cholik said...

    Selamat malam sahabat tercinta

    Saya datang untuk mengokoh-kuatkan tali silaturahmi sambil menyerap ilmu yang bermanfaat. Teriring doa semoga kesehatan,kesejahteraan,kesuksesan dan kebahagiaan senantiasa tercurahkan kepada anda .
    Semoga pula hari ini lebih baik dari kemarin.Amin

    Jangan ketinggalan, ikuti acara "Gelar Puisi Aku Cinta Indonesia" hanya di BlogCamp.
    Klik :http://abdulcholik.com/2010/08/01/gelar-puisi-aku-cinta-indonesia/

    Terima kasih.
    Salam hangat dari Surabaya

    Winny Widyawati said...

    @ Wulan
    O yaaa ? Duh maaf belum berkunjung ke rumah virtualmu. Sebentar lagi meluncur deh yaa :D


    @ Pakde
    Menunduk, mendengar petuah Pakde.
    Nje Pakde, semoga anakmu ini bisa menjadi agen kebaikan di negri ini,amiin :)

    Insha Allah ikut lomba puisinya di Blogcamp

    mixedfresh said...

    ketinggalan aku posting kolaborasinyaa, reformasi kayanya belum sepenuhnya dilaksanakan

    ibunyachusaeri♡candrasa said...

    Yang pasti harus mulai dari diri kita sendiri ^__^

    joe said...

    wah, idenya bagus, kolaborasi ...

    Wong sikampuh said...

    Berkunjung siang mba

    catatan kecilku said...

    Postingan yg luar biasa nih mbak..
    Menjalankan reformasi memang tak mudah, tapi itu memang harus dilakukan demi masa depan yg jauh lebih baik.

    Mbak..., maaf baru bisa mampir sekarang... setelah beberapa hari absen dari dunia blog.. :D

    Winny Widyawati said...

    @ Ibunya Chusaery
    Tepat bu, mulai diri kita sendiri lalu keluarga lalu tetangga2 dst :)
    Makasih udh mampir yaa :)

    @ Joe
    Iya, idenya TRIMATRA mas :)

    @ Wong sikampuh
    Terimakasih mas, silahkan dicicipi teh manisnya :)

    @ mb.Reni
    Memang bukan hal yg mudah, tetap butuh perjuangan.

    Wah mb.Reni pastinya udh pulang ya, smg sehat selalu ya mbak, selamat beristirahat :)

    anak nelayan said...

    saya seh mulai reformasi dari saya dulu aja

    Winny Widyawati said...

    @ Anak Nelayan
    Ya sama-sama kita reformasi diri sendiri sambil sebisa-bisa membenahi yg dekat dg kita ya :)