Monday, October 25, 2010
Sang Inventor
Nggak tahu kenapa aku selalu suka dengan banyak hal yang "beraroma" Jepang, mulai dari landscapenya, design rumahnya, perabotan-perabotannya, cara berpakaiannya (yang udah modern ya, kalau yang tradisional ribet banget), filosofi hidupnya, budayanya, kerapihan dan kebersihannya, keramahannya, sampai pada kepintaran ilmuwan-ilmuwannya.
Nah yang terakhir ini, aku menemukannya di salah satu televisi swasta kemarin malam, waktu jagain mamaku yang sakit. Di televisi ditayangkan seorang laki-laki sepuh yang nampak masih energik, dipanggil dan ditag di tayangan dengan nama Dr. Nakamats, menjelaskan tentang kekhasan dia saat memilih kamera. Lelaki itu mengatakan:
"Orang-orang memperhatikan lensa dan fiturnya saat akan membeli kamera, tapi tidak denganku. Aku menciumnya. Jika baunya enak, maka berarti kamera itu bagus, sebaliknya jika baunya tidak enak, maka sebaiknya kau tidak membelinya"
Sebuah tips yang "konyol" kupikir saat itu. Namun membuatku tertarik untuk mengikuti adegan sesudahnya. Banyak hal-hal tidak biasa dilakukan kakek yang masih gagah itu, diantaranya membuat sepatu untuk jogging dengan menggunakan pegas dibagian bawahnya agar tekanan tidak membebani tungkai kaki, atau membuat sepatu roda dengan remote controlnya, atau menyimpan telpon selulernya di pergelangan tangannya seperti biasanya orang menggunakan jam tangan, yang menurutnya untuk menghindarkan dari resiko serangan jantung, atau berenang dan menyelam sambil menulis ide-idenya di bawah air dan masih banyak lagi.
Terpesona dengan profil si kakek energik ini, aku googling dan wiking (bener nggak ya istilahnya) mencari-cari si pemilik nama Dr. Nakamats ini, maka hasilnya keluar sedikit biografi tentang dirinya sebagai berikut yang saya ambil dan terjemahkan dari Wikipedia :
Yoshiro Nakamatsu (中 松 义 郎, Nakamatsu Yoshiro?),
Lahir 26 Juni 1928, dikenal sebagai Dr Nakamats, adalah seorang penemu dari Jepang yang mengklaim memegang rekor dunia untuk lebih dari 3.000 penemuan, termasuk sepatu musim semi "PyonPyon" dan dasar teknologi untuk floppy disk, CD, DVD, jam digital, CinemaScope, kursi "Cerebrex", pompa saus, dan meteran taksi (argometer).
Nakamatsu mengatakan ia menemukan teknologi floppy disk sambil mendengarkan rekaman Beethoven's Fifth Symphony, berusaha memikirkan cara untuk memainkan musik tanpa jarum, hak patennya diberikan pada tahun 1952. Dia juga mengaku floppy disk temuannya telah berlisensi, hak paten untuk IBM Corporation pada tahun 1979, namun rinciannya bersifat rahasia.
Ia dianugerahi lagi hadiah Nobel untuk Nutrisi pada 2005, untuk memotret dan retrospektif menganalisis setiap makanan yang telah dia konsumsi selama periode 34 tahun (dan terus bertambah). Tujuan Nakamatsu adalah untuk hidup setidaknya 144 tahun.
Dalam sebuah wawancara, Nakamatsu menggambarkan dirinya sebagai "kreativitas proses", yang mencakup mendengarkan musik dan diakhiri dengan menyelam bawah air, di mana dia bilang dia datang dengan ide-ide yang terbaik dan membuat catatannya saat di bawah air.
Pada tahun 2009, Denmark visual artis Kaspar Astrup Schröder membuat film dokumenter tentang Nakamatsu berjudul Penemuan Dr NakaMats (Opfindelsen af Dr Nakamats).
Pada tahun 2010, ia menjadi seorang ksatria Malta.
Informasi selebihnya tentang hasil-hasil penemuannya bisa anda cari sendiri dari Google atau Wikipedia ya :)
Namun ada beberapa yang kucatat setelah "menyimak" profilnya yaitu :
1. Dr.Nakamats orang yang optimis dan sangat menghargai dirinya sendiri. Ia pernah mengatakan 'Otakku amatlah berharga'. Ia tahu "harga" kepandaiannya bisa untuk membuat manusia lebih terbantu, maka ia ciptakan alat-alat yang spektakuler.
2. Sangat menghargai waktu dan kehidupan. Ia gunakan waktunya seefektif mungkin untuk menemukan dan menciptakan apa saja yang dapat membantu kehidupan umat manusia pada umumnya.
3. Inovatif, idenya selalu tersedia saat menemukan satu peristiwa dilingkungannya yang ia fikir bisa ia bantu memperbaikinya.
4. Disiplin, ada satu scene yang aku mendengar dia mengatakan :"Waktu sekolah dulu aku tidak pernah bolos", dan dia kemudian menjelaskan bahwa dia tidak pernah bolos bukan karena dia takut dihukum, tapi dia takut rugi tidak berhasil mendapatkan ilmu di hari manapun di kelasnya.
5. Simple. Gaya hidup dan cara berfikirnya sederhana dan termanifestasikan pada banyak karya-karya temuannya.
Membaca berulang-ulang profilnya di Wikipedia dan beberapa blog yang membahas tentang orang ini membuatku berfikir, jika sampai saat ini sudah lebih dari 3000 penemuan beliau yang di-hak patenkan, betapa bermaknanya keberadaannya bagi manusia di sekitarnya dan dunia pada umumnya. Dia bagiku tentu saja dengan segala kekurangannya mewakili sosok generasi yang mencerahkan.
Sejak kapan ia memulai prestasinya itu kira-kira ?, melihat pencapaian-pencapaiannya saya bisa memastikan hal ini semua sudah dia usahakan sejak dia masih muda, bahkan mungkin sejak kecil. Maaf tanpa bermaksud merendahkan, namun jika dibandingkan dengan Thomas Alva Edisson yang menghasilkan sekitar 1000an penemuan, Dr.Nakamats ini telah jauh melampaui generasi sebelumnya itu.
Hmm...jadi semangat.
Anak muda sekarang harus lebih giat lagi menggali potensi diri, banyak sekali bekal yang disediakan Tuhan didalam diri kita untuk memuliakan kehidupan yang DIA berikan.
Jadi, yuk kita berkarya yang terbaik sama-sama. Mudah-mudahan Indonesia khususnya bisa menjadi lebih baik lagi.
Jangan menunggu untuk menjadi pengikut seseorang, jadilah sang penemu. Jadilah sang inventor.
_________________________________________________________________
[ Kontemplasi menjelang Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2010 ]
Saturday, October 16, 2010
Memanja Rasa
Dikasar raga mendenyut rasa
Menggerakkan nurani dan sanubari silih berganti
Sesekali menerbangkan bahgia
Sesekali melayangkan lara
Kunikmati saja rasa yang ada
Memanja dengan temuan taqdirnya
Jika harus kumencinta
Maka kurenangi lautan geloranya
Jika harusku menelan duka
Kuberkhidmat di setiap sudutnya
Memanja rasaku sempurna
Mencicip setiap madu manisnya
Menelan setiap pahit getirnya
Namun tak berhingga fakta berkata-kata
Ada lebih banyak cinta menyapa
Lembut memetik dawai peristiwanya
Terbang di ketinggian lazuardy
Menabur sinar teduhnya pelangi
Membelai mengelus nurani
Di rasaku
Kau bertahta
Baca'puisinya sambil dengerin musiknya ya...:D Klik...!
Menggerakkan nurani dan sanubari silih berganti
Sesekali menerbangkan bahgia
Sesekali melayangkan lara
Kunikmati saja rasa yang ada
Memanja dengan temuan taqdirnya
Jika harus kumencinta
Maka kurenangi lautan geloranya
Jika harusku menelan duka
Kuberkhidmat di setiap sudutnya
Memanja rasaku sempurna
Mencicip setiap madu manisnya
Menelan setiap pahit getirnya
Namun tak berhingga fakta berkata-kata
Ada lebih banyak cinta menyapa
Lembut memetik dawai peristiwanya
Terbang di ketinggian lazuardy
Menabur sinar teduhnya pelangi
Membelai mengelus nurani
Di rasaku
Kau bertahta
Baca'puisinya sambil dengerin musiknya ya...:D Klik...!
Wednesday, October 13, 2010
Curhat
Nggak tahu mau posting apa. Tapi begitu membuka blog teman yang didalamnya ada tanda persahabatan untukku, air mataku netes lagi. Terimakasih mas Sukadi atas awardnya.Hari-hari terakhir ini, mudah sekali aku menangis (cengeng ya).
Aku lelah dengan tulisan-tulisan yang bersuasana negatif di koran, facebook maupun blog. Dan setiap aku menerima kebaikan orang, walau cuma tulisan atau kata-kata pasti akan membuatku terharu.
Hari-hari ini aku tanpa sadar selalu menyampaikan perasaan, perasaan sayangku kepada sahabat-sahabatku yang sudah seperti saudara, baik di dunia nyata maupun maya. Kadang-kadang hanya dengan mengomentari foto teman SMA-ku di fesbuk, pasti aku tambahkan :"Aku sayang kamu" kecuali kepada teman laki-laki , tentu aku tidak sevulgar itu walaupun di dalam hati rasa sayang itu rata terbagi. Aku merasa, hidup ini terlalu berharga untuk kita pakai saling acuh dan abaikan sesama.
Pengalaman hidupku, pernah berada dalam suatu organisasi yang tiada hari-harinya selain dari memusuhi pemerintah dan masyarakat di luar kalangannya membuatku merasa jengah. Walaupun organisasi itu berbasis agama, tetapi aku tahu (dengan pengetahuan yang mungkin cetek) bahwa agamaku tidak mengajarkan itu sesungguhnya. Agama yang kuyakini datang dari Tuhan semesta alam aku yakini sebagai pelita yang mencahayai hubungan kemanusiaan sesungguhnya.
Saat aku telah keluar dari lingkarannya, dan telah terlepas dari penjara aturan organisasi itu aku mengharap "atmosfir" kesejukan bisa kuhisap dalam-dalam di luar sana, dimana satu sama lain saling menghargai walau ada perbedaan diantara mereka.
Namun ternyata apa yang kudapat tak seindah yang kuharap. Ternyata, setelah menjadi "masyarakat biasa"pun tanpa diembel-embeli aktivis atau pejuang pun aku mendapati hal yang tidak berbeda. Mereka pun sama saling mencaci di luar kalangannya. Aku bergaul dengan anggota partai tertentu, darinya aku tahu ada perbedaan sikap dan perlakuan kepada orang-orang di luar anggota partainya dan diteruskan sikap itu kepada simpatisannya.
Di dunia maya pun aku "membaca", tak kalah sengit sikap-sikap sumir, sindir-menyindir, keras bahkan tajam sama ditujukan kepada orang-orang selain diri atau kelompoknya. Selalu ada alasan untuk menjelekkan dan menjatuhkan kehormatan orang lain, bahkan walaupun itu pemerintahnya sendiri, negaranya sendiri, dsb.
Untuk diketahui, aku sama sekali tidak tertarik dengan politik, dan aku bukan pendukung para pelaku politik manapun. Bukan pendukung SBY, bukan pendukung lawan-lawan politiknya juga. Tak ada kepentinganku atas semua itu. Aku hanya ibu rumah tangga biasa yang sama perlu dengan apa-apa yang mereka teriakkan dan tuntut.
Tetapi tidak harus dengan kata-kata yang menghinakan untuk mengingatkan seseorang, sama sebagaimana kita tak ingin dihina orang. Kita hidup di negeri ini, makan minum di dalamnya, berjodoh beranak pinak di pelukannya,dan mungkin akan mati pun disana pula.
Mengapa harus menanam kebencian untuk menuai kasih sayang. Mengapa harus menebarkan permusuhan untuk menghadirkan persaudaraan. Mengapa harus membuat kehancuran untuk mewujudkan keadilan ?
Saya kira, jika kita bisa mengembalikan diri kita kepada fhitrah kita yang baik aslinya, kita tak akan seberingas ini mensikapi keadaan.
Suatu hari (atau sudah kau temukan ???), akan terasa betapa sedikitnya waktu untuk bisa kita mengecap kebahagiaan bersama sesama kita. Bersama orang tua kita, bersama adik kakak kita, bersama suami atau istri kita, bersama teman-teman kita, bersama kerabat, tetangga dan masyarakat sekeliling kita. Bersama pemimpin kita.
Yang sedikit itu akan sangat terasa manakala kita merasa akan ditinggalkan oleh mereka yang kita sayang dan menyayangi kita.
Entahlah....
Mungkin perasaan mello ini disebabkan berita mengejutkan sekaligus menyedihkan buatku kemarin sore. Mamaku sakit sahabatku. Mama orang yang aku sayangi sakit. Mamaku mengidap Leukemia.
Persahabatan kita disini sudah sangat berharga buatku, tapi ada satu lagi yang aku minta dari pertemanan ini, yaitu do'a. Dengan kerendahan hati saya mohonkan do'a teman-teman untuk Mamaku. Semoga beliau bisa menjalani episode ini dengan sabar, tenang dan tidak kehilangan kebahagiaannya.
Allahumma aamiin...
Ya Allah, tulisan ini untuk Mamaku
Sembuhkanlah dia dengan Kasih SayangMU
Bogor 14 Oktober 2010
Aku lelah dengan tulisan-tulisan yang bersuasana negatif di koran, facebook maupun blog. Dan setiap aku menerima kebaikan orang, walau cuma tulisan atau kata-kata pasti akan membuatku terharu.
Hari-hari ini aku tanpa sadar selalu menyampaikan perasaan, perasaan sayangku kepada sahabat-sahabatku yang sudah seperti saudara, baik di dunia nyata maupun maya. Kadang-kadang hanya dengan mengomentari foto teman SMA-ku di fesbuk, pasti aku tambahkan :"Aku sayang kamu" kecuali kepada teman laki-laki , tentu aku tidak sevulgar itu walaupun di dalam hati rasa sayang itu rata terbagi. Aku merasa, hidup ini terlalu berharga untuk kita pakai saling acuh dan abaikan sesama.
Pengalaman hidupku, pernah berada dalam suatu organisasi yang tiada hari-harinya selain dari memusuhi pemerintah dan masyarakat di luar kalangannya membuatku merasa jengah. Walaupun organisasi itu berbasis agama, tetapi aku tahu (dengan pengetahuan yang mungkin cetek) bahwa agamaku tidak mengajarkan itu sesungguhnya. Agama yang kuyakini datang dari Tuhan semesta alam aku yakini sebagai pelita yang mencahayai hubungan kemanusiaan sesungguhnya.
Saat aku telah keluar dari lingkarannya, dan telah terlepas dari penjara aturan organisasi itu aku mengharap "atmosfir" kesejukan bisa kuhisap dalam-dalam di luar sana, dimana satu sama lain saling menghargai walau ada perbedaan diantara mereka.
Namun ternyata apa yang kudapat tak seindah yang kuharap. Ternyata, setelah menjadi "masyarakat biasa"pun tanpa diembel-embeli aktivis atau pejuang pun aku mendapati hal yang tidak berbeda. Mereka pun sama saling mencaci di luar kalangannya. Aku bergaul dengan anggota partai tertentu, darinya aku tahu ada perbedaan sikap dan perlakuan kepada orang-orang di luar anggota partainya dan diteruskan sikap itu kepada simpatisannya.
Di dunia maya pun aku "membaca", tak kalah sengit sikap-sikap sumir, sindir-menyindir, keras bahkan tajam sama ditujukan kepada orang-orang selain diri atau kelompoknya. Selalu ada alasan untuk menjelekkan dan menjatuhkan kehormatan orang lain, bahkan walaupun itu pemerintahnya sendiri, negaranya sendiri, dsb.
Untuk diketahui, aku sama sekali tidak tertarik dengan politik, dan aku bukan pendukung para pelaku politik manapun. Bukan pendukung SBY, bukan pendukung lawan-lawan politiknya juga. Tak ada kepentinganku atas semua itu. Aku hanya ibu rumah tangga biasa yang sama perlu dengan apa-apa yang mereka teriakkan dan tuntut.
Tetapi tidak harus dengan kata-kata yang menghinakan untuk mengingatkan seseorang, sama sebagaimana kita tak ingin dihina orang. Kita hidup di negeri ini, makan minum di dalamnya, berjodoh beranak pinak di pelukannya,dan mungkin akan mati pun disana pula.
Mengapa harus menanam kebencian untuk menuai kasih sayang. Mengapa harus menebarkan permusuhan untuk menghadirkan persaudaraan. Mengapa harus membuat kehancuran untuk mewujudkan keadilan ?
Saya kira, jika kita bisa mengembalikan diri kita kepada fhitrah kita yang baik aslinya, kita tak akan seberingas ini mensikapi keadaan.
Suatu hari (atau sudah kau temukan ???), akan terasa betapa sedikitnya waktu untuk bisa kita mengecap kebahagiaan bersama sesama kita. Bersama orang tua kita, bersama adik kakak kita, bersama suami atau istri kita, bersama teman-teman kita, bersama kerabat, tetangga dan masyarakat sekeliling kita. Bersama pemimpin kita.
Yang sedikit itu akan sangat terasa manakala kita merasa akan ditinggalkan oleh mereka yang kita sayang dan menyayangi kita.
Entahlah....
Mungkin perasaan mello ini disebabkan berita mengejutkan sekaligus menyedihkan buatku kemarin sore. Mamaku sakit sahabatku. Mama orang yang aku sayangi sakit. Mamaku mengidap Leukemia.
Persahabatan kita disini sudah sangat berharga buatku, tapi ada satu lagi yang aku minta dari pertemanan ini, yaitu do'a. Dengan kerendahan hati saya mohonkan do'a teman-teman untuk Mamaku. Semoga beliau bisa menjalani episode ini dengan sabar, tenang dan tidak kehilangan kebahagiaannya.
Allahumma aamiin...
Ya Allah, tulisan ini untuk Mamaku
Sembuhkanlah dia dengan Kasih SayangMU
Bogor 14 Oktober 2010
Sunday, October 10, 2010
Ibu, Sebut Aku Dalam Do'amu
Ibu...
Sedang apa Ibu disitu ?
Ini tahun kelimaku
tak lama akan kubawakan uang untukmu
Sesuatu yang tak pernah Ibu minta
Tapi aku telah bersungguh-sungguh mencarinya
Walau tak bisa memberi kabar berita
Bersabarlah Ibu...
Sebentar lagi aku akan menjumpaimu
Membawa berlimpah harapan yang dijanjikan padaku
Ibu...
Engkau pernah bercerita pada suatu hari
Tentang akhir usia yang ingin kau sudahi
Di tanah suci tempat diturunkan wahyu para Nabi
Aku tahu...
Dulu Ibu mengumpulkan setiap recehan
Membagi dua rezeki untuk kita makan
Agar sampai ke tanah tujuan
Ibu...
Aku rindu kepadamu
Ingin segera kumenatap teduh wajahmu
Dan merasakan peluk hangat di tubuhku
Bersabarlah Ibu...
Kan kubawakan untukmu baju Ihrammu
Agar dapat kau do'akan aku anakmu
Di tepian Ka'bah kerinduanmu
Ibu...
Sebut aku di do'amu
Biar kuobati dulu luka di punggungku
Karena dera siksa majikanku
Bgr, 10 Okt 2010
(Terinspirasi dari derita TKW di perantauan sana)
Sedang apa Ibu disitu ?
Ini tahun kelimaku
tak lama akan kubawakan uang untukmu
Sesuatu yang tak pernah Ibu minta
Tapi aku telah bersungguh-sungguh mencarinya
Walau tak bisa memberi kabar berita
Bersabarlah Ibu...
Sebentar lagi aku akan menjumpaimu
Membawa berlimpah harapan yang dijanjikan padaku
Ibu...
Engkau pernah bercerita pada suatu hari
Tentang akhir usia yang ingin kau sudahi
Di tanah suci tempat diturunkan wahyu para Nabi
Aku tahu...
Dulu Ibu mengumpulkan setiap recehan
Membagi dua rezeki untuk kita makan
Agar sampai ke tanah tujuan
Ibu...
Aku rindu kepadamu
Ingin segera kumenatap teduh wajahmu
Dan merasakan peluk hangat di tubuhku
Bersabarlah Ibu...
Kan kubawakan untukmu baju Ihrammu
Agar dapat kau do'akan aku anakmu
Di tepian Ka'bah kerinduanmu
Ibu...
Sebut aku di do'amu
Biar kuobati dulu luka di punggungku
Karena dera siksa majikanku
Bgr, 10 Okt 2010
(Terinspirasi dari derita TKW di perantauan sana)
Thursday, October 7, 2010
Mellow
Hijab PasirMu
Kusapu pasir di mataku
Halusnya telah lama menabirku dariMU
Kutatap butirnya satu persatu
Tiba-tiba, mereka menari...
Melukis orang-orang yang kucintai
Menggambar benda-benda yang kusukai
Mensketsa hasrat yang kuobsesi
Lalu kusadari...
Semua itu telah membelengguku di sepanjang hidupku
Semua itu telah menyibukanku dariMU
Semua itu telah melenakanku
Aku selalu tahu
Saat Kau menyentuhku dengan musibah duniawiku
Aku selalu tahu
Saat Kau mengusapku dengan bahagia ragawiku
Namun aku selalu menepisMU
Aku selalu mengabaikanMU
Aku selalu 'menyakitiMU"
Sedang kusebut Engkau dalam lafadzku 'Kekasihku'
Sedang kunanti Engkau dalam setiap kesepianku
Sedang kubutuhkan Engkau dalam setiap laraku
Ya Ghafuur
Betapa ku telah mendustaiMU
Sedang Engkau sang Maha Tahu
Di kehampaan asa ini izinkan kuberkata
Bahwa aku mencintaiMU
Jika seluruh usiaku kuhabiskan dalam dusta
Maka inilah kali pertama kujujur kepadaMU
Di terik siang dan hening malamMU
Ku bersimpuh di pintuMU
Menghiba ampunan dan "pelukanMU"
Tuhan...
Aku rindu kepadaMU
Kusapu pasir di mataku
Halusnya telah lama menabirku dariMU
Kutatap butirnya satu persatu
Tiba-tiba, mereka menari...
Melukis orang-orang yang kucintai
Menggambar benda-benda yang kusukai
Mensketsa hasrat yang kuobsesi
Lalu kusadari...
Semua itu telah membelengguku di sepanjang hidupku
Semua itu telah menyibukanku dariMU
Semua itu telah melenakanku
Aku selalu tahu
Saat Kau menyentuhku dengan musibah duniawiku
Aku selalu tahu
Saat Kau mengusapku dengan bahagia ragawiku
Namun aku selalu menepisMU
Aku selalu mengabaikanMU
Aku selalu 'menyakitiMU"
Sedang kusebut Engkau dalam lafadzku 'Kekasihku'
Sedang kunanti Engkau dalam setiap kesepianku
Sedang kubutuhkan Engkau dalam setiap laraku
Ya Ghafuur
Betapa ku telah mendustaiMU
Sedang Engkau sang Maha Tahu
Di kehampaan asa ini izinkan kuberkata
Bahwa aku mencintaiMU
Jika seluruh usiaku kuhabiskan dalam dusta
Maka inilah kali pertama kujujur kepadaMU
Di terik siang dan hening malamMU
Ku bersimpuh di pintuMU
Menghiba ampunan dan "pelukanMU"
Tuhan...
Aku rindu kepadaMU
Saturday, October 2, 2010
Es Krim versus Lebay
Mencoba "menyimak" pemberitaan-pemberitaan ataupun pergaulan orang-orang baik di dunia nyata maupun dunia maya. Jadi ingat ke jaman masih aktif di organisasi di sekolah (OSIS) dulu, ada istilah "Es Krim"untuk mengganti kata ekstrim (extreme), sebuah istilah yang disandangkan pada keadaan atau sikap yang melebihi batas yang seharusnya. Keadaan atau sikap yang tidak proporsional lagi, tidak seimbang, tidak harmony. Dalam istilah agama kata ini setara dengan istilah ta'ashub (kefanatikan), pendirian yang radikal, cenderung berburuk sangka dan menganggap orang lain salah. Jika sudah demikian maka ia akan mengkristal menjadi paradigma (cara pandang), kemudian menjadi sikap bathin, dan bisa membuahkan perbuatan-perbuatan yang ekstrim pula pada akhirnya.
Ada beberapa padanan katanya yang sering dipersamakan orang untuk menggambarkan keadaan atau sikap ekstrim itu, yang sedang trend sekarang di kalangan anak muda adalah istilah 'Lebay'. Kalau saya menyebut kata lebay, siapa yang terfikir seorang artis di televisi yang sering bersikap seperti itu ?... Sudah terbayang ? Sukakah anda dengan artis itu ? Mmm suka atau tidak suka, mungkin jawabannya akan relatif, tapi saya yakin sebagian besar akan menjawab tidak. Hal ini membuat rasa yang tidak nyaman, bahkan muak.
Sikap lebay atau ekstrim pertama yang dilakukan manusia untuk pertama kalinya dilakukan oleh putra Nabi Adam as, Qabil. Diawali saat ia tidak bisa menerima kenyataan adiknya Habil menikah dengan wanita yang disukainya. Timbul iri hati dan dengki kepadanya, dan puncaknya adalah saat Tuhan lebih memilih persembahan adiknya daripada persembahannya sendiri. Sikap lebay/ ekstrim Qabil ini berbuntut pada pembunuhan atas adiknya itu.
Saya merasa, keadaan dunia yang semakin memanas saat ini juga adalah karena semakin besarnya jumlah orang yang bersikap ekstrim dalam segala hal. Semua kalangan mudah bersikap lebay. Padahal kita tidak suka kalau melihat orang yang lebay bukan ? Orang yang lebay, reaksinya selalu menebarkan aura negatif pada lingkungan sekitarnya, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Menanggapi segala sesuatu keadaan selalu berlebihan. Pada mulanya mungkin orang-orang masih bisa menerima kelebayannya, tapi semakin lama orang tentu akan lelah "mengikuti" sikap yang demikian.
Keberlebihan dalam paradigma, lalu sikap, lalu perbuatan ini sudah menimbulkan dampak tidak baik bahkan menghancurkan dalam sejarah dunia ini. Segala peperangan yang terjadi juga adalah akibat dari sikap ekstrim ini. Kalau sekarang terdapat banyak literatur tentang faham-faham / ide yang diusung oleh manusia-manusia yang dianggap legenda yang telah menciptakan peperangan-peperangan tingkat dunia, maka itu semua tidak lain karena sikap lebay mereka dalam memahami dan mensikapi kehidupan.
Tidak ada lagi ruang untuk berprasangka baik, tidak ada celah untuk bertoleransi, tidak ada kesempatan untuk orang lain memperbaiki diri. Ingat lagunya Ebiet G Ade : "Apakah jika orang pernah berbuat salah, dia akan tetap salah". Ke-ekstrimisan membuat orang hopeless, putus asa, tak ada lagi harapan, yang dia anggap salah harus dibabat, dibantai, dihancurkan. Maka tak heran jika di pemberitaan dunia sekarang dipenuhi dengan pemberitaan tentang anarkisme. Ada demonstrasi berdarah, ada pembagian zakat berdarah, ada penyiksaan TKW, ada pelemparan dengan kotoran gedung kedutaan, ada pembakaran Al-Qur'an, ada pembakaran bendera negara yang dianggap musuh, ada penjarahan, ada penghancuran gedung oleh demonstran, ada pemboman oleh teroris, ada perampokan berdarah, ada genosida (pembersihan etnis, suku, agama), ada penjajahan negara dan kengerian-kengerian lainnya.
Bisakah kita belajar memandang kehidupan ini secukupnya ? sesuai dengan yang seharusnya ? adil, proporsional. Mengecilkan volume keriuhan ini. Membenahi berantakan ideologi dan faham yang berserakan ini. Menata kembali semuanya pada tempat yang seharusnya. Biarlah semua ide itu tetap ada, namun tersimpan dalam tempatnya masing-masing. Bergaul satu sama lain dalam harmony. Menemukan asyiknya hidup guyub dan rukun di dunia ini.
Harus dimulai dari diri kita sendiri. Menjadi pribadi yang bijak, dapat memandang, memahami, mensikapi dan menggauli kehidupan ini secara adil, secara proporsional. Banyak yang bisa kita lakukan untuk kebaikan jika semua kita bersikap arif. Banyak waktu yang dapat kita manfaatkan untuk sebesar-besar perubahan untuk kemaslhatan kehidupan jika kita bertindak benar. Memulai dari saat ini, setidaknya saat membaca dan mensikapi postingan ini
Hmm dunia semakin panas, daripada ekstrim, mendingan kita makan es krim aja yuuk...
Ada beberapa padanan katanya yang sering dipersamakan orang untuk menggambarkan keadaan atau sikap ekstrim itu, yang sedang trend sekarang di kalangan anak muda adalah istilah 'Lebay'. Kalau saya menyebut kata lebay, siapa yang terfikir seorang artis di televisi yang sering bersikap seperti itu ?... Sudah terbayang ? Sukakah anda dengan artis itu ? Mmm suka atau tidak suka, mungkin jawabannya akan relatif, tapi saya yakin sebagian besar akan menjawab tidak. Hal ini membuat rasa yang tidak nyaman, bahkan muak.
Sikap lebay atau ekstrim pertama yang dilakukan manusia untuk pertama kalinya dilakukan oleh putra Nabi Adam as, Qabil. Diawali saat ia tidak bisa menerima kenyataan adiknya Habil menikah dengan wanita yang disukainya. Timbul iri hati dan dengki kepadanya, dan puncaknya adalah saat Tuhan lebih memilih persembahan adiknya daripada persembahannya sendiri. Sikap lebay/ ekstrim Qabil ini berbuntut pada pembunuhan atas adiknya itu.
Saya merasa, keadaan dunia yang semakin memanas saat ini juga adalah karena semakin besarnya jumlah orang yang bersikap ekstrim dalam segala hal. Semua kalangan mudah bersikap lebay. Padahal kita tidak suka kalau melihat orang yang lebay bukan ? Orang yang lebay, reaksinya selalu menebarkan aura negatif pada lingkungan sekitarnya, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Menanggapi segala sesuatu keadaan selalu berlebihan. Pada mulanya mungkin orang-orang masih bisa menerima kelebayannya, tapi semakin lama orang tentu akan lelah "mengikuti" sikap yang demikian.
Keberlebihan dalam paradigma, lalu sikap, lalu perbuatan ini sudah menimbulkan dampak tidak baik bahkan menghancurkan dalam sejarah dunia ini. Segala peperangan yang terjadi juga adalah akibat dari sikap ekstrim ini. Kalau sekarang terdapat banyak literatur tentang faham-faham / ide yang diusung oleh manusia-manusia yang dianggap legenda yang telah menciptakan peperangan-peperangan tingkat dunia, maka itu semua tidak lain karena sikap lebay mereka dalam memahami dan mensikapi kehidupan.
Tidak ada lagi ruang untuk berprasangka baik, tidak ada celah untuk bertoleransi, tidak ada kesempatan untuk orang lain memperbaiki diri. Ingat lagunya Ebiet G Ade : "Apakah jika orang pernah berbuat salah, dia akan tetap salah". Ke-ekstrimisan membuat orang hopeless, putus asa, tak ada lagi harapan, yang dia anggap salah harus dibabat, dibantai, dihancurkan. Maka tak heran jika di pemberitaan dunia sekarang dipenuhi dengan pemberitaan tentang anarkisme. Ada demonstrasi berdarah, ada pembagian zakat berdarah, ada penyiksaan TKW, ada pelemparan dengan kotoran gedung kedutaan, ada pembakaran Al-Qur'an, ada pembakaran bendera negara yang dianggap musuh, ada penjarahan, ada penghancuran gedung oleh demonstran, ada pemboman oleh teroris, ada perampokan berdarah, ada genosida (pembersihan etnis, suku, agama), ada penjajahan negara dan kengerian-kengerian lainnya.
Bisakah kita belajar memandang kehidupan ini secukupnya ? sesuai dengan yang seharusnya ? adil, proporsional. Mengecilkan volume keriuhan ini. Membenahi berantakan ideologi dan faham yang berserakan ini. Menata kembali semuanya pada tempat yang seharusnya. Biarlah semua ide itu tetap ada, namun tersimpan dalam tempatnya masing-masing. Bergaul satu sama lain dalam harmony. Menemukan asyiknya hidup guyub dan rukun di dunia ini.
Harus dimulai dari diri kita sendiri. Menjadi pribadi yang bijak, dapat memandang, memahami, mensikapi dan menggauli kehidupan ini secara adil, secara proporsional. Banyak yang bisa kita lakukan untuk kebaikan jika semua kita bersikap arif. Banyak waktu yang dapat kita manfaatkan untuk sebesar-besar perubahan untuk kemaslhatan kehidupan jika kita bertindak benar. Memulai dari saat ini, setidaknya saat membaca dan mensikapi postingan ini
Hmm dunia semakin panas, daripada ekstrim, mendingan kita makan es krim aja yuuk...
Subscribe to:
Posts (Atom)