Saturday, April 24, 2010

Wabah Narsis ...Apakah itu ?

Bismillah....

Mendengar kata "Narsis" sudah cukup lama juga, kira-kira 5 tahunan yang lalu atau sekitar itu lah. Dulu belum ngeh apa maksudnya, walaupun sempat cari-cari tahu juga dari kamus bahasa "gaul" (haha) tapi tetap nggak "mudenk". Dan karena merasa nggak berkepentingan, so let it flow...

Namun sejak akrab dengan dunia internet, baik friendster,facebook,website ada juga twitter (yang ini aku kurang tertarik) kata-kata itu terasa akrab di telinga, karena bercandaan teman-teman juga di "sana" (di facebook misalnya) dimana mereka saling mentertawakan diri sendiri sebagai The Narcism. Secara kira-kira, pengertian Narsis bisa disamakan dengan "kebanggaan menampilkan foto-foto diri atau keluarga kepada publik" atau kata lainnya katanya Pameran Diri.Dengan berbagai alasannya.

Entah mengapa, mereka  bercanda dengan topik itu (walau sekilas), tapi dipikir-pikir ternyata aku "tersenggol" juga. Maksudnya, dirasa-rasa sejak punya akun facebook, aku lebih rajin foto-foto. apa aja difoto asal hal itu berkaitan denganku, keluarga, hobyku atau tempat-tempat yang aku kunjungi (seperti yang rata-rata pemilik facebook lakukan). Disitu aku mulai berfikir, apa aku juga udah kena virus Narsis ini?

Tentu saja, sebagai manusia yang diberi karunia akal, fikiran dan rasa dari Tuhan dan "pas" sekali diberi umur di zaman yang memang sudah begini canggih, dimana kita diberi kesempatan untuk dapat "menikmati" fasilitas-fasilitas jejaring sosial seperti ini, harus banyak-banyak "membaca diri" dan "membaca jagad". Membaca disini maksudnya mentafakuri, memperhatikan, memahami dan bijak dalam memandang keadaan. Apakah dengan "nyemplungnya" kita ke dalam euforia pergaulan di dunia maya ini akan mendatangkan maslahat bagi diri kita.ataukah sebaliknya ?. apakah segala konsekuensi keberadaan kita disana akan siap kita terima?

Berkaitan dengan topik Narsisme ini,kita perhatikan saja.. Orang-orang yang telah "terjun" ke dunia maya itu amat beragam. Di facebook misalnya, ada yang malu-malu memperlihatkan identitas dirinya secara jelas, fotonya dirinya apalagi keluarganya nggak ada (paling-paling gambar bunga,daun,embun,air mata, gambar animasi anak/gadis berkerudung, animasi dari tema princess dan gambar2 lainnya) nggak tahu maksudnya apa benar-benar malu atau malu-malu in hehe (maaf).
Ada juga yang ber-mysterius person, foto-foto profilnya berkisar antara pria atau wanita bertutup muka yang terlihat hanya matanya saja, gambar bendera dengan lambang2 tertentu, gambar tangan saja, atau satu anggota badan lainnya (saja).
Ada yang senang pet, profil picnya berkisar sekitar dunia fauna...Ada kucing, anjing, monyet, malah macan juga ada (Cuman belum lihat yang foto cacing tuh hehe).
Nah yang terakhir ada yang memang tegas dan jelas menampilkan foto pribadinya. Di albumnya kalau kita lihat akan lengkap surengkap foto diri dengan berbagai pose dan semua anggota keluarganya bermunculan disana. Setiap momen pasti ada fotonya dan published.

Pokoknya banyak ya kalau menjelaskan karakterisitik setiap akun fb orang. Lain-lain dan karena itu kita jadi tahu kira-kira seperti apa orang yang menjadi teman virtual kita itu(sekaligus teman nyata juga mungkin).

Masalah penyebab berbeda-bedanya karakter fb orang itu diserahkan kepada masing-masing karena itu juga merupakan hak masing-masing, selama masih berpijak pada dasar dan koridor yang benar sesuai dengan sikap batinnya.

JIka kembali pada istilah Narsis diatas apakah benar atau tidaknya seseorang narsis atau tidak, saya kira tidak bijak jika kita "mencibir" orang yang bergelimang dengan kenarsisannya dalam segala bentuknya dan lalu kita menilai orang itu hanya mengandalkan kelebihan fisiknya atau keahlian lainnya untuk memperbanyak temannya. Karena pekerjaan memvonis seseorang itu narsis atau tidak menurut saya tidak ada gunanya.

Kita hidup di dunia yang sudah mengalami kemajuan global dalam hal teknologi informasi dan telekomunikasi. Menjadi "masyarakat yang narsis" mungkin sebuah konsekuensi logis di dunia seperti ini saat ini. Saya kira kalaupun ada orang yang memang "berniat narsis" ataupun tidak, lama-lama akan dituntun oleh sikap bathinnya tadi dalam hal menampilkan dirinya.

Yang terpenting bagi kita adalah bagaimana menjadikan diri kita, pribadi yang pantas untuk mendapatkan kebaikan peradaban ini dengan teruus berkarya dalam rangka mencari keselamatan dunia dan akhirat. Bagaimana semua fenomena ini dapat kita manfaatkan agar dapat menjadi pancatan/tangga  menuju kepada Tuhan seru sekalian alam yang Allah AsmaNYA.

So teruslah  berkarya selama hayat di kandung badan...

Wassalam

2 comments:

disatiaFe_arisena said...

Adalagi yg skrg lebih ngtren dr narsis, Alay! sdh th kn? bnyak remaja2 alay d fb, yg kalo nulis hurufnya gak jelas, gede-kecil-gede-kecil, dengan bahasa yg jelas juga. misalnya (apa y??): cHaNTieKna, (apa lagi y??) i LupZ u, pokoknya yg gitu2.

Winny Widyawati said...

@ Disatia, haha tul ngeud....quw jg sk binun ndiri. Hehehe...kayak gitu yah Mb.Dis?