Berteman, bersahabat...dimanapun akan membahagiakan hati. Sudah menjadi qudrahNYA, bahwa manusia amat menginginkan kedamaian, dan salah satunya yang terbesar adalah persahabatan, persaudaraan.
Persahabatan, yang saya fahami sebetulnya hanya sebuah istilah untuk menunjukkan keakraban, saling berbagi kebaikan, saling memberi bantuan dan pertolongan serta kesetiaan. Persahabatan ini bisa saja dalam bentuk yang bermacam-macam. Persahabatan antar teman, persahabatan antara orang tua dan anak-anaknya, persahabatan antara suami dan istri, persahabatan antara pemimpin dan warganya dan sebagainya. Sebuah hubungan dengan status yang berbeda-beda itu, akan berjalan "hambar" bahkan "pahit" rasanya apalagi dalam waktu yang lama jika tidak ada persahabatan di dalamnya. Bayangkan jika orang tua lebih banyak marah-marah kepada anaknya tentu tidak ada kesejukan di dalam rumahnya, atau suami istri yang lebih banyak bertengkar, tentu rumah bukan lagi menjadi tempat yang menyenangkan, bayangkan jika anak-anak lebih banyak menggerutu dan membantah tentu menjadi hal yang menyedihkan untuk orang tuanya, bagaimana dengan teman yang kerjanya hampir selalu mengejek atau menjauhi kita, tentu hal itu akan membuat tidak nyaman. Tidak ada persahabatan sama dengan tidak ada kebahagiaan.
Bagaimana jika di dalam rumah kita temukan orang tua yang selalu mendahului menyapa anak-anaknya dengan salam yang hangat, ibu menyediakan sarapan dan mengajak anak-anak dengan suara yang lembut. Ayah mengajak membereskan rumah yang berantakan bersama-sama dengan mencontohkannya, dan jika telah selesai memberikan pelukan hangat satu persatu kepada semua anak-anaknya.
Bagaimana jika seorang suami mencium kening istrinya dan istri mencium punggung tangan suaminya saat mereka akan berpisah baik untuk aktivitas sehari-hari maupun selainnya.Suami memuji apapun hasil jerih payah istrinya memasak,mencuci, membereskan rumah dll. Sang istri pun memahami kelelahan suaminya sehabis bekerja, memijit punggungnya, menyediakan minuman hangat atau sekedar sapaan mesra dengan wajah berseri (dan jangan lupa harus mandi hehehe).
Anak-anak mengetahui kedudukan orang tuanya, menghormatinya dengan tidak berkata-kata kasar, keras atau membantah. Mencium pipi ayah dan ibu adalah hal terindah yang dapat dirasakan orangtua dari anak-anaknya. Membantu mereka jika melihat ayah atau ibu kesulitan mengerjakan sesuatu. Memberi hadia-hadiah sederhana pasti akan dianggap piala termahal sedunia.
Pemimpin menyayangi rakyatnya, melindungi mereka dari kesulitan-kesulitan, mensejahterakan kehidupannya, hidup dengan kehidupan yang tidak terlalu jauh dengan keadaan rakyat, bersahaja, mendengar jerit kesedihan rakyatnya dsb. Rakyat pun mencintai pemimpinnya, mengikuti apa yang dititahnya sesuai hukum dan keadilanNYA, tidak menentangnya karena memahami pemimpinnya tentu berbuat untuk kebaikan mereka, menjaga apa-apa yang telah dibangun pemimpinnya , mendo'akannya dsb.
Itu semua hanya sekedar contoh saja yang menjadi impian semua tentunya, kedamaian. Namun kedamaian dalam suatu hubungan hanya dapat diperoleh jika ada persahabatan di dalamnya. Dan persahabatan tidak bisa hanya diberikan oleh satu fihak saja, sedang yang lain merusaknya. Harus kedua belah fihak yang melakukannya.
"Jadi, bukan karena kurangnya kasih sayang yang membuat suatu hubungan tidak berbahagia, tetapi kurangnya persahabatan".
Bogor,26 April 2010
6 comments:
yap, tante bener banget!! aku ampe udah bayangin kalo bersuami hahahahah mupeng :D
aku baru berkunjung pertama kali ni ke blognya tante heheh
@ Inuel, makasih ya Nuel :), haha punya suami mah jangan dibayangin, dijalanin ajah.... hehe
hiks....maaf baru berkunjung!!! blognya kerennnnnn!!!!!!! salam kenal....follow ah....
kayaknya enak persahabatan ketimbang pacaran..hehe
kunjungi balik ya...
@ Deeky, masa' sih ? :)
Post a Comment