Thursday, December 23, 2010

Hadiah Terindah

Apa yang anak (seberapapun usianya) ingat, atas ibunya pada saat mereka berjauhan oleh jarak maupun alam yang telah berbeda ?

Jika ibunya pernah menjadi seorang pegawai, apakah anak akan mengingat saat-saat dia ditinggal ibunya pelatihan beberapa hari di suatu tempat untuk mendapatkan kenaikan jenjang profesi ? Atau saat-saat ibunya dalam setiap sekian tahun naik jabatan?

Jika ibunya pernah menjadi seorang pekerja swasta, apakah anak akan mengingat saat-saat ibunya mendapat keuntungan besar sehingga dapat membelikannya aneka mainan saat ia kecil dahulu ? Atau saat-saat ibunya menerima komisi dari perusahaannya sehingga dapat membawanya jalan-jalan kemanapun ia sukai ?

Jika ibunya seorang ibu rumah tangga apakah anak akan mengingat seberapa banyak ibunya menyediakan mainan dan makanan-makanan enak untuknya ?. Atau baju apa yang ibunya berikan saat ulang tahunnya ?


Kupandangi anak-anakku. Mereka dengan usianya yang masih sangat belia selalu membahagiakanku dengan beraneka caranya.

Seringkali jika aku sedang asyik membaca atau menulis di komputerku, tiba-tiba Zahra ada di dekatku, lalu mencium pipiku dan bilang bahwa ia sayang padaku.

Putriku ini juga sering menulis surat yang berisi rasa sayangnya dan permintaan maafnya kalau ia merasa melakukan kesalahan kepada ibunya.

Sering merasa bersalah, karena aku hampir tidak pernah membuat surat sayang buat dia, kecuali di hari ulang tahunnya.

Faishal (panggilannya Aal) berbeda dalam sifat, ia tidak mengutarakannya secara verbal. Tapi ia tunjukkan dengan perhatian berupa membantuku jika nampak ibunya ini kesulitan mengangkat sesuatu. Padahal Aal sendiri badannya kecil. Dia juga akan mengasuh adik kecilnya kalau melihat ibunya sedang kerepotan memasak atau mencuci pakaian.

Fadhly (Adek) lain lagi. Suatu saat aku sedang menjemur pakaian. Ia berdiri di belakangku dan terdengar bergumam :

"kasian ummi capek ya"
Aku nengok sebentar dan bilang :

"Kalo gitu, adek do'ain ummi ya"
Tidak lama aku dengar dia berdo'a dibelakangku yang masih terus menjemur pakaian, aku dengar dia berdo'a :

"Ya Allah, tolong Ummi. Ummi jangan sakit ya Allah. Adek sayang ummi"


Begitu banyak hal yang seorang ibu terima dari Tuhannya berupa kebahagiaan melalui anak-anaknya. Yang dari sana akupun belajar bahwa tiadalah kasih sayang seorang ibu itu melainkan datang dari Tuhan, bukan dari kekuatannya sendiri sebagai orang yang melahirkan membesarkan. Tuhan menganugrahinya kebahagiaan dengan cara ia bisa mencintai dan mengasihi anak-anaknya sedemikian rupa dalam bentuknya yang berbeda-beda.


Tentang hal ini, aku sering merasa bahwa sebagai anak, banyak kekuranganku dalam kemampuanku untuk bisa membahagiakan kedua orang tuaku khususnya ibuku. Tetapi dalam pandanganku dan dalam apa yang beliau ucapkan, aku tahu ibuku bahagia memiliki kami putri-putrinya. Beliau tidak pernah melainkan selalu meneteskan air mata setiap awal bertemu atau akan berpisah denganku. Melalui air matanya aku tahu ibuku mencintaiku.


Ibuku dahulu seorang guru sekolah dasar. Tetapi tiada yang kuingat hingga saat ini kecuali Ibuku selalu pulang ke rumah menemui kami dengan senyum khasnya. Membawakan sedikit oleh-oleh berupa makanan kecil di setiap beliau pulang. Aku mengingatnya saat beliau ngobrol berdua saja denganku menceritakan kisah cintanya sebelum dengan ayahku (hehe). Aku mengingatnya saat ia marah padaku karena sesuatu hal, lalu ia datang ke kamarku dan menjelaskan mengapa beliau marah kepadaku, dan bahwa ia menyayangiku sesungguhnya. Aku pun mengingatnya saat beliau akan berangkat ke tanah suci, ibuku memelukku dalam balutan mukenanya, dan menangis memohon maaf kepadaku belum bisa menjadi ibu yang baik untukku.


Maka demikian pula yang aku ingin anak-anakku ingat tentangku jika aku telah tiada nanti. Bahwa dengan segala kekuranganku sebagai ibu mereka, aku tetaplah sangat mencintai dan mengasihi mereka dengan sepenuh hatiku. Bahwa sebagai siapapun mereka sekarang dan nanti, aku selalu menyayangi mereka dengan segenap perasaanku.


Hanya satu yang kumintakan dari Tuhanku, bahwa semoga kiranya DIA berkenan menjadikanku seorang ibu yang baik dan tepat untuk anak-anakku. Dapat menemani kehidupan mereka di dunia dengan segala yang dapat mencerdaskan dan membahagiakan mereka. Dan bahwa segala kekuranganku janganlah sampai menyakiti lahir dan bathin mereka selamanya.


Kiranya demikianlah harapan semua ibu di dunia untuk putra putri mereka, yang tidak akan pernah bisa cukup kutuliskan disini. Yang untuk itu cinta kita kepada ibu sepantasnya dipersembahkan dalam bentuk yang terbaik, karena kita telah menjadi hadiah terindah untuk mereka.

♥ Selamat Hari Ibu ♥


9 comments:

non inge said...

ndak tau mba' mau komentar apa... aku tercenung dengan apa yang dilakukan anak2 mba' Winny terutama yang ke3... masih kecil tapi begitu ah... bikin tak bisa berkata-kata >.<

catatan kecilku said...

Anak2 mbak Winny pasti senang sekali mempunyai seorang ibu yang lembut dan penuh kasih spt mbak Winny...
Aku jadi terharu membaca tulisan mbak Winny... ^_^

catatan kecilku said...

Anak2 mbak Winny pasti senang sekali mempunyai seorang ibu yang lembut dan penuh kasih spt mbak Winny...
Aku jadi terharu membaca tulisan mbak Winny... ^_^

the others.... said...

Harapan dan doa mbak Winny pasti dikabulkanNYA, mbak.

Aku pun menyimpan harapan yang sama spt mbak Winny... spt juga kaum ibu di seluruh dunia ya mbak..?

Sukadi said...

Tidak mudah menjadi orang tua, apalagi seorang ibu.
Selamat hari ibu mbak...
Semoga harapan mbak Winny dan ibu-ibu yang lain bisa terkabul...

wapkoes said...

Selamat hari Ibu... (maaf terlambat)

ibunyachusaeri♡candrasa said...

Terharu mbak...

Ninda Rahadi said...

segala doa bagi mama :(

abeng beng /arjopedal said...

salam kenal