Mengapa kabut itu kini selalu bersemayam disana
Di ruang lekat matamu yang nanar
Entah apa yang ingin kau gapai
Antara ada dan tiada....
Mengapa tak kulihat lagi tegar itu
Yang telah mengawalmu berwarsa-warsa
Menciduk kegagahanmu yang kentara
Merampas pedulimu pada masa
Dahulu kau teguh berdiri
Di gurun ujian kau tetap berlari
Mendaki tebing cobaan nan tinggi
Badai ganas tak kau biarkan hanya dengan menanti
Kini kau hanya terdiam mendura
Desah gelisahmu menyesakkan jiwa
Sedang ragamu kini telah digerayangi renta
Diantara bising memekakkanmu dalam ruang telinga
Usah kau angkat beban itu sendiri
Ini bahuku untuk tempat bersandarmu kini
Agar ringan kembali kakimu melangkah
Dan dapat kulihat lagi senyummu mencerah
Ini jiwa ragaku selalu bersedia
Kapanpun kau inginkan maka panggilah "dia"
Sebagaimana dahulu kau telah bersiap siaga
Mengiring- membimbingku kemanapun kusuka
Usah kau simpan resah itu terlalu lama
Ada cahaya kemilau di depan sana
Bersama panduanNYA kita akan menggapainya
Sehingga sampai dalam agung CahayaNYA
Kusampaikan ini dengan sepenuh takzim
Atas setiap tetes darah dan peluh yang telah kau semaikan
Menjadi nadi yang terus berdenyut di ruang ragaku
Menjadi dzikir yang terus melantun di jagat dadaku
Melangit di semesta peristiwa
Menjadi kenangan yang tak pernah usai
Yang akan terus kukhidmati
Sebagai tanda kasihku padamu
Ayah....
8 comments:
subuh2 gini baca puisi untuk ayah, mantap banget dah puisinya...
wah puisi keren sis
gak kuat baca puisinya...dalam dan penuh penghargaan untuk orang tua yang telah berbeda raga dengan sebelumnya...puisi yang bagus...
salam
puisi untuk ayah..
ya kasih sayang ayah sampai hujung nyawa..tidak terhitung dengan pembelaan dan melindungi kita.
puisinya keren!
T.T kangen bapak
anak perempuan kebanyakan lebih dekat ke ayah ya.
sedangkan anak laki laki ke ibu
like it...:)
Subhanallah...
i really like this poetry...
Post a Comment